BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia harus memiliki yang namanya etika,
begitu juga dalam hal berbisnis.Berbisnis yang baik adalah dapat mempuyai dan
mempertahankan etika yang ada untuk menjaga kelancaran berbisnis. Selain etika,
moralitas pun di perlukan untuk menunjang dalam kelancaran berbisnis. Penerapan
etika bisnis dalam suatu organisasi yang bertujuan memperoleh laba dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat merupakan isu yang sering dibahas secara
mendalam. Secara teoretis penerapan etika merupakan suatu hal yang mudah
dilakukan dan diterapkan. Pengertian etika juga dikemukakan oleh Sumaryono
(1995), menurut beliau etika berasal dati istilah
Yunani ethos yang mempunyai arti adat-istiadat atau kebiasaan yang
baik. Bertolak dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi study tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda,
yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan
ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak
manusia. Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan
antara etika perangai dan etika moral. Perangai makusdnya adalah
etika yang membahas perilaku-periaku adat istiadat dalam kehidupan
bermasyarakat.Dalam moral etika ini di perlukan sebagai acuan yang baik. Yang
nantinya akan bisa di pakai dalam berbisnis.
Semakin
terbukanya pasar nasional sebagai dampak dari proses globalisasi ekonomi
semakin menumbuhkan minat untuk melakukan kegiatan bisnis. Kegiatan bisnis yang
tengah berkembang di Indonesia, akan memicu terjadi persaingan yang sangat
ketat dan kadang kala akibat dari ketatnya persaingan dapat menyebabkan pelaku
bisnis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, akibatnya terjadilah
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat
merugikan orang banyak, selain itu juga dalam jangka panjang dapat merugikan
pelaku bisnis itu sendiri. Permasalahan etika ini tidak hanya ada pada bisnis
skala kecil, namun tidak jarang bisnis dalam skala besarpun mengahadapi
permasalahan yang sama yaitu permasalah etika dalam bisnis. Tina Dacin (2011:1)
mengatakatan bahwa penipuan tetap merupakan masalah yang sulit dipecahkan dan
mahal dalam organisasi saat ini. Sebuah survey menemukan bahwa sekitar sepertiga
dari organisasi di seluruh dunia adalah korban dari kejahatan ekonomi. Kemajuan ekonomi
suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya
pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang
cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha
bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya (profit
making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan
memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan
itu segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku
bisnis harus melakukan tindakantindakan yang mengabaikan berbagai dimensi
moral dan etika dari bisnis itu sendiri. Dunia bisnis yang tumbuh
dengan pesat menjadi tantangan maupunancaman bagi para pelaku usaha agar dapat
memenangakan persaingan danmempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Perusahaan yang inginberkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus
dapatmenyedikanproduk atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dibandingkan
pesaing,waktupenyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan
pesaingnya(Margaretha, 2004).
Etika
sering diidentikan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-sama
terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian.
Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap
perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari
tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori
tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan
dengan filsafat moral. Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan
pertanyaan apa itu moral. Ini merupakan bagian terpenting dari
pertanyaan-pertanyaan seputar etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah
menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia. Semua cabang filsafat berbicara
tentang yang ada, sedangkan filsafat etika membahas yang harus dilakukan.
Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata
lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima
ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk sekali.
Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda
apa pun jenisnya.Tetapi etika itu sendiri ialah bagaimana mengungkap perbedaan
kebaikan dan keburukan sejelas-jelasnya sehingga mendorong manusia terus
melangkah pada kebaikan..
Sebagai
keutamaan yang wajib dimiliki oleh para pebisnis, kepercayaan selalu bersifat
timbal balik. Maksudnya, pembisnis yang selalu percaya kepada pihak lain
mengandaikan bahwa pihak-pihak lain, apakah karyawan, mitra bisnis dan
pelanggan akan mempercayainya juga. Ciri timbal balik dalam hal kepercayaan
juga menuntut sikap kritis dari seorang pebisnis. Seorang pebisnis juga harus
bersikap selektif dalam memilih mitra bisnis, termasuk menyeleksi dan memilih
karyawan atau stafnya. Seorang pebisnis juga harus mengendalikan strategi dan
taktik yang sangat menentukan bagi keberhasilan kegiatan bisnis untuk mencapai
tujuan tersebut. Pada tatanan strategi dan taktik inilah sikap-sikap moral yang
kuat, khususnya kepercayaan selalu mendapatkan tanggapan berat. Kesamaan tujuan
mengindikasikan bahwa sikap yang bertentangan dengan kepercayaan yang dilakukan oleh pebisnis.
Dalam
bisnis aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat mempengaruhi terwujudnya
persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa
peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan
sebagaimana semestinya. Dengan munculnya berbagai masalah pelanggaran etika
dalam bisnis menyebabkan banyaknya tuntutan untuk menerapkan etika kegiatan
bisnis, dengan diterapkannya etika dalam bisnis akan meminimalisir hal-hal
negatif yang tidak diinginkan, dan secara tidak lansung dapat membantu tatanan
perkonomian. Bisnis merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari
masyarakat, dalam kata lain masyarakat merupakan bagian dalam bisnis dan
sebaliknya. Karena bisnis tidak dapat terlepas dari masyarakat maka bisnis
seharusnya patuh pada norma-norma yang ada di masyarakat. Tata hubungan bisnis
dengan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut telah menciptakan
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika bisnis antar sesama
pelaku bisnis ataupun etika bisnis terhadap masyarakat, baik dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung.
Dalam ilmu
ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Bisnis
adalah keseluruhan dari aspek kegiatan untuk menyalurkan barang-barang melalui
saluran yang produktif dimulai dengan membeli barang mentah (bahan baku) sampai
menjadi barang jadi (siap pakai). Bisnis sudah sangat menyebar di Negara
Indonesia maupun negara lain. Banyak orang di Indonesia maupun di dunia ingin
menjadi Pebisnis. Sudah banyak orang yang mendapat keuntungan dari dunia bisnis
ini. Namun ada sebagian orang yang tidak ingin ikut dalam dunia bisnis ini.
Kebanyakan orang yang tidak ingin ikut dalam dunia bisnis takut akan kerugian
yang dia terima.
Bisnis
merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai
oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses
bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya
sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber
daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari
rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti
bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa
keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga
menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas.
Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan
sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang
biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta
produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap
Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang
mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat
dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih
pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara
berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan
untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan
investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan
barang/jasa yang mereka inginkan.
Etika
bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan
benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang
kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan
menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud
dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang
dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis,
mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan menjelaskan orientasi umum
terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika
bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis
masalah-masalah etis dalam bisnis.
Etika Bisnis (juga dikenal sebagai etika
korporasi) adalah suatu bentuk etika terapan atau etika profesi yang mempelajari
prinsip-prinsip etis dan moral atau masalah-masalah etika yang muncul dalam
lingkungan bisnis (sumber: Wikipedia). Ini berlaku untuk semua aspek perilaku
bisnis dan relevan dengan perilaku individu dan organisasi bisnis secara
keseluruhan. Etika Terapan adalah bidang etika yang berhubungan dengan
pertanyaan-pertanyaan etis dalam berbagai bidang seperti medis, teknik, hukum
dan etika bisnis. Etika bisnis dapat menjadi suatu disiplin ilmu baik normatif
maupun deskriptif. Sebagai praktik perusahaan dan spesialisasi karir, bidang
ini terutama normatif. Cakupan dan kuantitas etika bisnis mencerminkan derajat
yang usahanya dianggap bertentangan dengan nilai-nilai sosial non-ekonomi. .
Sebagai contoh, hari ini situs perusahaan yang paling besar memberikan tekanan
pada komitmen untuk mempromosikan nilai-nilai sosial non-ekonomi di bawah
berbagai pos (misalnya kode etik, tanggung jawab sosial). Dalam beberapa kasus,
perusahaan harus merumuskan kembali nilai-nilai inti mereka dalam terang
pertimbangan etika bisnis.
Setiap perusahaan dalam
memasarkan produknya menerapkan berbagai macam strategi pemasaran oleh para
pebisnis. Kegiatan pemasaran pada intinya memfouskan diri pada produk,penerapan
harga, kebijakan distribusi dan cara promosi, yang dalam hal ini dikenal
sebagai bauran pemasran. Kegiatan pemasaran tentunya membutuhkan sesuatu
strategi. Strategi ini tentunya harus mampu memberikan kontribusi terhadap
pencapaian tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan. Maka dari itu
masyarakat Indonesia saat ini sangat membutuhkan pengetahuan tentang
perdagangan, bagaimana cara berdagang yang baik dan benar sehingga dapat ukses
dalam berdagang, khususnya para pebisnis, mereka dituntut untuk dapat menemukan
trobosan-trobosan baru dalam berdagang, sehingga kegiatan perdagangan dapat
mencapai kesuksesan.
Bisnis
itu membantu kita untuk mencari pundi-pundi keuntungan.
Dalam kehidupan, bisnis dapat meningkatkan kesejahteraan pada diri
sendiri ataupun orang disekeliling kita. Namun Bisnis juga dapat merugikan bila
kita tidak serius menggarapnya. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah
sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis. Ketidaketisan dalam
berbisnis akan merugikan bisnis itu sendiri, terutama jika dilihat dari
perspektif jangka panjang. Dengan itu etika harus mencakup moral dengan adanya
norma. Norma itu pun diperlukan agar terciptanya suasana kondusif yang ada di
dalam suatu perusahaan. Maksud dari kondusif disini adalah para karyawan dapat
mengikuti alur kerja sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dalam terciptanya
suasana kondusif diperlukannya sebuah konsep. Berdasarkan uraian diatas
makapenulisan ini bermaksud untuk membahas tentang “PERANAN ETIKA BISNIS DALAM
USAHA DAGANG “.
Rumusan Masalah
1. Apakah
peranan Etika Bisnis Dalam Usaha Dagang?
2. Bagaimanakah
Contoh Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Usaha Dagang ?
Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui peranan Etika Bisnis Dalam Usaha Dagang
2 Untuk
Mengetahui Contoh Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Usaha Dagang
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Pengertian
Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Ethos”, yang artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang yang
artinya juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, ialah moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan. Menurut Aristoteles di
dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian
etika dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika
dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya membahas
etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam
kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik
dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia..Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.Drs.
Sidi Gajalba dalam
sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.Drs. H. Burhanudin
Salam : etika
adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
2.2 Macam-macam Etika
1. Etika Deskriptif
Etika Deskriptif ialah suatu
etika yang berusaha menerawang secara kritis dan rasional suatu sikap dan
prilaku manusia dan apa yang ditujukan oleh manusia dalam suatu hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memiliki fakta sebagai suatu
dasar untuk mengambil suatu keputusan tentang prilaku atau suatu sikap yang mau
diambil. Contohnya
:Mengenai masyarakat Jawa yang mengajarkan tatakrama berhubungan
dengan orang yang lebih tua.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan
berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar
manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati danberlakudimasyarakat.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Penilaian obyektif mempertimbangkan seluruh situasi dari individu / kelompok masyarakat yang melakukan suatu tindakan didasari acuan-acuan yang meliputi kondisi fisik, psikologi, pendidikan, budaya, dan sebagainya.Contohnya : ada etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin diri, tanggung jawab.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Penilaian obyektif mempertimbangkan seluruh situasi dari individu / kelompok masyarakat yang melakukan suatu tindakan didasari acuan-acuan yang meliputi kondisi fisik, psikologi, pendidikan, budaya, dan sebagainya.Contohnya : ada etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin diri, tanggung jawab.
3.Metaetika, Pendekatan ini lebih menekankan
bagaimana gagasan etika berasal dan apa maknanya. Pendekatan ini lebih bersifat
kebahasaan atau pemaknaan atas segala ucapan moral atau dapat di sebut jalan
atau jembata menuju etika itu sendiri
2.3
Pengertian Bisnis
bisnis adalah suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba.
Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris (business), dari kata
dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitasdanpekerjaanyangmendatangkankeuntungan.PengertianBisnismenurutPlowman merupakan serangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara
berulang-ulang. Menurut paterson dan plowman, penjualan jasa ataupun barang
yang hanya terjadi satukalisajabukanlahmerupakanpengertianbisnis.PengertianBisnis menurut Owen adalah suatu perusahaan yang
berhubungan dengan distribusi dan produksi barang-barang yang nantinya dijual
ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada setiap jasanya.
2.4
Pengertian Etika Bisnis
Menurut Velasques(2002), etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yangbenar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.
Menurut Hill dan Jones(1998),
menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan
antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis
yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan
Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan
apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan resiko kehidupan yang lain.”).
Sim, Mengartikan Etika
Bisnis, yakni sebuah istilah filsofis asalnya dari kata “etos” dari bahasa
Yunani yang artinya karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan
yang efektif dalam berorganisasi, dalam hal berkonotasi kode organisasi untuk
menyampaikan intregritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan
dalam lingkungan masyarakat.
Brown dan Petrello, mereka mengartikan
yakni bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan barang serta jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat telah meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Dari kesimpulan di
atas kita bisa menyimpulkan sendiri. Sesuai selera masing-masing
mengartikannya, karena pada inti dari pakar di atas “tidak ada yang salah dan
masing-masing punya argumen yang jelas.”
2.5. Prinsip-prinsip Etika
Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh
perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman
agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang
etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998:
31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi dalam Etika
Bisnis
Prinsip
otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan
visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis :
perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi
perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang
diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam
prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa
bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha
untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran
perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan
ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam
pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif
perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya.
Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah
memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka
perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat
pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Dua
perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis,
namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda
dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan
pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan
memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai
tujuan, misi dan strategi meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter
eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan memiliki otoritas dan
otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya dapat
diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan
etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam
pengambilan keputusan bisnis, (2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri,
para pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas
2.
Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika
dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip
yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama
dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran
terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola
perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan
prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
3.
Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis
Prinsip
keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis
adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi
ke dalam stakeholder. Oleh karena itu, semua pihak ini harus
mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh
masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak
dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini
sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan
umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi
kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas
bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar
bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
4.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis
Pinsip
hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun
jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu
masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang
tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala
aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam
perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para
pihak ini akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh
prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan
dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan
akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya
berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena
sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya
terhadap perusahaan
2.6. Perusahaan
dagang
Secara umum, perusahaan
dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli, menyimpan dan menjual
kembali barang dagang tanpa memberikan nilai tambah terhadapnya. Nilai tambah
berupa mengolah atau mengubah bentuk atau sifat barang, sedemikian rupa
sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Peranan Etika bisnis
Etika
bisnis dalam perusahaan mempunyai peran penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai ( value-creation ) yang tinggi, diperlukan suatu
landsan yang kokoh.
Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen
3.2. Manfaat Etika Bisnis
Manfaat Etika Bisnis bagi
Perusahaan :
1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu
perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini
terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling
mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua
karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2. Dapat membantu menghilangkan grey area
(kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja
anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan
menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Menyediakan bagi perusahaan
dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self
regulation).
5. Bagi perusahaan yang telah go
publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor.
Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para
investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
6. Dapat meningkatkan daya saing
(competitive advantage) perusahaan.
7. Membangun corporate image /
citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup
perusahaan (sustainable company).
Etika bisnis perusahhan memiliki
peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh
dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan
dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai
penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan
secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang
dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara
moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral. Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan
berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai dasar (basic values)
dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang dilaksanakan dapat mencapai
tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai
berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”,
berhubungan dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut
sustainability. Hal ini membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai”
(trust) dari berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan (stakeholders)
3.3.Keuntungan Etika Bisnis dalam
perusahaan
Pada dasarnya,
praktik etika bisnis dalam perusahaan akan selalu menguntungkan baik untuk
jangka menengah maupun jangka panjang. Beberapa keuntungan yang didapat antara
lain:
1.Mencegah
kemungkinan terjadinya friksi, baik intern maupun eksternal perusahaan sehingga
menjadi lebih efisien.
2.Meningkatkan
motivasi kerja para karyawan.
3.Menjunjung prinsip
kebebasan berniaga.
4.Meningkatkan daya
saing perusahaan karena adanya dorongan yang diakibatkan persaingan bisnis yang
sehat.
Tindakan tidak etis
yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing balasan dari kompetitor, konsumen
maupun masyarakat yang kontradiktif dengan perusahaan. Hal ini tentu saja dapat
mempengaruhi menurunnya nilai perusahaan dan penjualan
3.4.Contoh Kasus Pelanggaran Etika bisnis
Contoh
Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Oleh Oreo PT.Nabisco
segmentasi
PT.Nabisco pun tepat dalam mengeluarkan produk biskiut coklat berlapiskan susu
ini,terlebih anak-anak yang menimbulkan kekhawatiran orangtua yang diisukannya
biskuit oreo ini yang merupakan biskuit favorit anak-anak yang mengandung bahan Melamin. Hal ini cukup
berlangsung lama di dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan menurun
drastis. BPOM dan dinas kesehatan mengatakan bahwa oreo produksi luar negri
mengandung melamin dan tidak layak untuk dikonsumsi karna berbahaya bagi
kesehatan maka harus ditarik dari peredarannya. Pembersihan nama oreo pun
sebagai biskuit berbahaya cukup menguras tenaga bagi public relation PT.
Nabisco. Dalam perusahaan
modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan kepada
sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas
tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan
atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Kita
mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis
merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam
system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan
pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran perusahaan besar pun berani
untuk mengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka
hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat
berbahaya dalam produknya . dalam kasus Oreo sengaja menambahkan zat melamin
padahal bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut dapat
menimbulkan kanker hati dan lambung. Pelanggaran Undang-undang Jika dilihat
menurut UUD, PT Nabisco sudah melanggar beberapa pasal, yaitu : Pasal 4, hak
konsumen adalah : Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”. Ayat 3 : “hak atas informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”. PT.
Nabisco tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya
zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen
dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi Oreo. Pasal 7, kewajiban
pelaku usaha adalah : Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan” Pasal 8 Ayat 1 : “Pelaku
usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang
tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan” Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau
jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran” PT Nabisco tetap
meluncurkan produk mereka walaupun produk Oreo tersebut tidak memenuhi standar
dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.Seharusnya, produk Oreo
tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
tetapi mereka tetap menjualnya walaupun sudah ada korban dari produknya. Pasal
19 : Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan” Ayat 2 : “Ganti rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku” Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi
dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
Menurut pasal tersebut, PT Nabisco harus memberikan ganti rugi kepada konsumen
karena telah merugikan para konsumen. Tanggapan : PT. Nabisco sudah melakukan
perbuatan yang sangat merugikan dengan memasukkan zat berbahaya pada produk
mereka yang berdampak buruk pada konsumen yang menggunakan produk mereka. Salah
satu sumber mengatakan bahwa meskipun perusahaan sudah melakukan permintaan
maaf dan berjanji menarik produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah
klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh
–sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran. Pelanggaran Prinsip Etika
Bisnis yang dilakukan oleh PT. Nabisco yaitu Prinsip Kejujuran dimana
perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan
yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan
perusahaan juga tidak memberi tahu. Melakukan apa saja untuk mendapatkan
keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun
dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya lebih mementingkan
keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan meletakkan
keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas
konsumen terhadap produk itu sendiri
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Etika bisnis dalam
perusahaan mempunyai peran penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang
kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai ( value-creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landsan yang
kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Jika perusahaan bertindak
keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh
individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu
disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.
Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai
upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam
perusahaan, agar berbagai aktivitas yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan.
Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai berikut.“Memaksimumkan
kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”, berhubungan dengan dimensi
waktu yang relatif panjang serta menyangkut sustainability. Hal ini membutuhkan
adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari berbagai pihak yang
berhubungan dengan perusahaan (stakeholders). Tindakan tidak etis yang
dilakukan oleh perusahaan akan memancing balasan dari kompetitor, konsumen
maupun masyarakat yang kontradiktif dengan perusahaan. Hal ini tentu saja dapat
mempengaruhi menurunnya nilai perusahaan dan penjualan
DAFTAR
PUSTAKA
Rahayu Wilujeng,Sri. Filsafat,
Etika Dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat Ilmu Dalam Konteks Keindonesiaan
.Universitas Diponegoro.
ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN(Business
Ethics and Accountant Professional Ethics).Widaryanti *
PENGARUH PENERAPAN ETIKA
BISNIS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN WARUNG BEBEKH. SLAMET DI KOTA MALANG
Fauzan
sangat bermanfaat ,saya jadi tau
BalasHapusMY BLOG
Terimakasih
BalasHapus