BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era
globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat agar
dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat
dankompetitif.Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut
untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan memerupakan salah satu organisasi yang menghimpun
orang-orang yang biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan
kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan mempunyai
tujuan yaitu memaksimalkan ke untungan dan nilai bagi perusahaan, dan juga untuk
meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan. Gender merupakan isu yang sedang berkembang dalam
dunia pekerjaan, perbedaan gender dalam bekerja merupakan hal yang menjadi
perhatian saat ini. Beban tugas dan peran yang berbeda antara karyawan perempuan
dan laki-laki sering membuat kesenjangan yang mengakibatkan ketidaknyamanan
antara karyawan perempuan maupun laki-laki.
Jenis
Kelamin bisa dikatakan sebagai salah satu faktor penentu dalam hal kegiatan di
suatu perusahaan. Laki-laki dan perempuan
berada di muka bumi ini mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas itu bisa berupa
tugas alami atau kodrati dan tugas yang melekat padanya karena bangunan atau
konstruksi sosial, adat, agama dan masyarakat di mana mereka huni.
Masing-masing ada jatahnya.Berpijak pada gender yang bertujuan untuk menghapus
kesalahpahaman masyarakat tentang gender bertujuan untuk menghilangkan
ketidakadilan gender.Ketidakadilan gender berdampak buruk terutama terhadap
perempuan yang sering dirugikan akibat kesalahpahaman tersebut.Sosialisasi
gender yang telah berlangsung di tengah masyarakat dalam waktu yang tidak
sedikit mengakibatkan menancapnya pemahaman, bahkan keyakinan, bahwa apa yang
dilakukan perempuan dan laki-laki serta perannya dalam masyarakat merupakan hal
yang sudah kodratnya
Dalam
era globalisasi ini Pria dan wanita memiliki persamaan posisi, hak, kewajiban
serta kesempatan, baik pada kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat dan
bernegara maupun pada kegiatan pembangunan di segala sektor (Kantor Menteri
Negara Peranan Wanita, 1998). Gender berasal dari kata gender (dalam bahasa
Inggris) yang didefinisikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis kelamin di sini
bukan seks secara biologis, namun sosial budaya dan psikologis. Prinsipnya
konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara. pria dan wanita, yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial serta nilai sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan. Peran gender yaitu peran sosial yang tidak
ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh sebab itu,
pembagian peranan antara pria dan wanita dapat berbeda di antara satu
masyarakat dan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender
dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan : pendidikan,
teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran gender dapat
ditukarkan antara pria dan wanita (Agung Aryani, 2002 dan Tim Pusat Studi
Wanita Universitas Udayana, 2003).
Terkadang
pada perusahaan tertentu sering terjadi perlakuan yang berbeda antara karyawan
laki-laki dengan karyawan perempuan, perusahaan menilai karyawan laki-laki
lebih memiliki perilaku kerja yang cekatan karena fisik yang lebih kuat dari
karyawan perempuan, ataupun karyawan perempuan yang lebih bijaksana mengambil
keputusan dengan pemikiran yang penuh pertimbangan dan memakai perasaan Setiap individu itu unik. Tidak
ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan kemiripan secara fisik,
namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya tidaklah sama.
Perbedaan-perbedaan individual yang ada bukanlah hal yang mengejutkan.
Perbedaan-perbedaan itu meliputi berbagai aspek, di antaranya terkait dengan
sikap, perspesi dan kemampuan. Seseorang bisa dipengaruhi oleh orang lain,
situasi, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Studi mengenai perbedaan
individual seperti sikap, persepsi, dan kemampuan dapat membantu seorang
manajer dalam suatu organisasi untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam
tingkat kinerja karyawan (Gibson et al., 2003). Karyawan yang satu berbeda
dengan yang karyawan yang lain dalam banyak hal. Seorang manajer perlu
mengetahui bagaimana perbedaan seperti itu dapat mempengaruhi perilaku dan
kinerja bawahannya. Perbedaan-perbedaan individual bisa saja membuat seorang
individu itu berkinerja dengan lebih baik daripada individu lainnya. Perbedaan
individual tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti pekerjaan, keluarga,
komunitas dan masyarakat. Isu mengenai individual behavior and differences ini
sangat penting dalam membahas masalah perilaku organisasi
Istilah
gender yang adil sebetulnya merujuk kepada perbedaan- perbedaan antara pria dan
wanita dari segi biologis akan tetapi istilah gender sering dipersepsikan dari
bentukan sosial. Misalnya pria dianggap lebih dominan daripada wanita, pria
lebih aktif daripada wanita. Trisnaningsih (2003). Bertambahnya komposisi
jumlah wanita diperusahaan mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas
yang berkaitan tentang gender. Pada sebagian besar perusahaan ternyata
perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan dan kekuasaan dalam suatu
perusahaan. Setiap
individu itu unik. Tidak ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan
kemiripan secara fisik, namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya
tidaklah sama. Perbedaan-perbedaan individual yang ada bukanlah hal yang
mengejutkan. Perbedaan-perbedaan itu meliputi berbagai aspek, di antaranya
terkait dengan sikap, perspesi dan kemampuan. Seseorang bisa dipengaruhi oleh
orang lain, situasi, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Studi mengenai
perbedaan individual seperti sikap, persepsi, dan kemampuan dapat membantu
seorang manajer dalam suatu organisasi untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan
dalam tingkat kinerja karyawan (Gibson et al., 2003).
Karyawan
yang satu berbeda dengan yang karyawan yang lain dalam banyak hal. Seorang
manajer perlu mengetahui bagaimana perbedaan seperti itu dapat mempengaruhi
perilaku dan kinerja bawahannya. Perbedaan-perbedaan individual bisa saja
membuat seorang individu itu berkinerja dengan lebih baik daripada individu
lainnya. Perbedaan individual tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti
pekerjaan, keluarga, komunitas dan masyarakat. Isu mengenai individual behavior
and differences ini sangat penting dalam membahas masalah perilaku organisasi.
Karyawan yang bergabung dalam sebuah organisasi harus menyesuaikan diri pada
sebuah lingkungan baru, orang-orang baru, dan tugas-tugas baru. Bagaimana
seseorang menyesuaikan dirinya dengan situasi dan orang lain utamanya
tergantung pada kesiapan psikologisnya dan latar belakang personal. Beberapa
wanita lebih baik dalam menjadi salespeople daripada beberapa pria. Sebaliknya,
beberapa pria lebih baik dalam menjadi pemberi perhatian daripada beberapa
wanita. Pencarian kemiripan dan perbedaan dalam gender tampaknya terus
berlanjut karena mayoritas penelitian berbasis organisasi telah dilakukan
dengan menggunakan sampel pria (Gibson et al., 2003)
Subhan
(2004) menuliskan dalam artikelnya bahwa gender adalah perbedaan dan fungsi
peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab
laki-laki dan perempuan, sehingga gender belum tentu sama di tempat yang
berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender bukanlah kodrat ataupun
ketentuan Tuhan. Oleh karena itu, gender berkaitan dengan proses keyakinan
bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai
dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka
berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi,
tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau dikonstruksi
oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
Adapun pembagian kerja
berdasarkan gender dapat berubah-ubah. Pembagian kerja berdasarkan gender
merupakan cara efisien untuk menjamin kelangsungan hidup unit keluarga dan
beradaptasi dengan lingkungan tertentu. Pada pembagian kerja ini, kerja
perempuan tidak semata-mata menyatakan tingkat status. Kerja perempuan bisa
jadi dilihat sebagai hal yang sama-sama bernilai dengan laki-laki,walaupun ada
juga di banyak masyarakat petani pembagian kerja melibatkan tingkat
signifikansi sepanjang garis-garis gender. Dengan adanya risiko, tampak bahwa
ketika perekonomian uang diperkenalkan, keseimbangan antara tenaga kerja
perempuan dan laki-laki mulai berubah.Yang pasti, hukum dsetidaknya telah
mengubah hubungan gender menjadi ketidakadilan gender. Peremuan ini memiliki
peran dalam masyarakat sebagai model, dan karenanya berasumsi bahwa perempuan
seharusnya tidak bekerja untuk mendapatkan upah.
Terdapat beberapa aspek yang
dapat mempengaruhi kinerja salah satunya yaitu perbedaan gender. Perbedaan
gender dapat dirasakan oleh setiap pegawai dalam perusahaan akibat
ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan, beban kerja yang banyak juga
merupakan pemicu stres yang dapat dirasakan oleh pegawai. Gender merupakan isu
yang sedang berkembang dalam dunia pekerjaan, perbedaan gender dalam bekerja
merupakan hal yang menjadi perhatian saat ini. Beban tugas dan peran yang
berbeda antara karyawan perempuan dan laki-laki sering membuat kesenjangan yang
mengakibatkan ketidaknyamanan antara karyawan perempuan maupun laki-laki.
Kecenderungan lain yang semakin
lazim dilakukan oleh berbagai perusahaan saat ini adalah tidak lagi berpatokan
pada jenis kelamin ketika akan merekrut karyawan-karyawannya. Hal ini merupakan
salah satu dampak dari semakin digembar-gemborkannya issue tentang kesetaraan
gender serta penghargaan yang setara antara laki-laki dan perempuan.Salah satu
aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh gender ini adalah keterlibatan seseorang
dalam suatu jenis pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kini laki-laki
dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam memasuki dunia kerja di
berbagai bidang, baik tradisional maupun non-tradisional. Bidang kerja
tradisional dideskripsikan sebagai suatu bidang kerja yang didominasi oleh
perempuan, sementara bidang kerja lebih didominasi oleh lakilaki.
Pemaknaan peran sosial dan budaya
yang kurang tepat terhadap perbedaan biologis antara peran perempuan dan
laki-laki dalam masyarakat menempatkan keduanya pada peran, posisi dan kesempatan
yang berbeda.Konsep jenis kelamin itu sendiri merupakan identitas seorang
individu sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Adanya perbedaan jenis
kelamin (sex) melahirkan perbedaan gender. Gender adalah perbedaan yang
terlihat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilainya. Nilai disini
berkaitan dengan peran yang diaktualisasikan dalam masyarakat. Misalnya,
perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan. Sementara
laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Dari perbedaan ini
muncullah karakteristik kerja yang dipengaruhi oleh gender. Misalnya
spesifikasi pekerjaan yang tinggi tentunya memiliki beban kerja yang
berbeda.Berdasarkan Uraian di atas maka penulisan ini bermaksud untuk membahas
tentang “Pengaruh Keberagaman Gender Dalam Perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Dampak Gender Dalam Perusahaan ?
2. Bagaimanakah Contoh Pelanggaran Gender
Dalam Perusahaan ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Dampak Gender dalam
Perusahaan
2. Untuk Mengetahui Contoh Pelanggaran,
Gender Dalam Perusahaan
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Pengertian Gender
Gender itu berasal dari bahasa latin “GENUS”
yang berarti jenis atau tipe. Gender adalah sifat
dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara
sosial maupun budaya.Menurut Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri
adalah perilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah
dikonstruksikan atau dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu
tertentu pula. Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan
dalam arti yang luas yang bisa ditukarkan antara laki-laki dan perempua, ide
tentang karakter femini dan makulin, kemampuan dan harapan tentang bagaimana
seharusya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide
ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media. Lewat
perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam peran-peran, status
sosial, kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki- dan peempuan. (Bruynde,
jackson, Wijermans, Knought & Berkven, 1997 : 7).
John M. Echols & Hassan Sadhily mengemukakan kata gender berasal dari
bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (Rahmawati, 2004: 19). Secara umum,
pengertian Gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan
tingkah laku.
Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender. Selanjutnya Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan. Baron (2000: 188) mengartikan bahwa gender merupakan sebagian dari konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai seorang laki-laki atau perempuan.
Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender. Selanjutnya Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan. Baron (2000: 188) mengartikan bahwa gender merupakan sebagian dari konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai seorang laki-laki atau perempuan.
Santrock (2003: 365)
mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi
dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang
laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya
seorang laki-laki dan perempuan
Setelah mengkaji beberapa definisi gender yang
dikemukakan para ahli, dapat dipahami bahwa yang dimaksud gender adalah
karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi sosial-kultural yang
tampak dari nilai dan tingkah laku
2.2 Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang
terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar
di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan
usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah
secara resmi. Menurut AndasasmitaPerusahaan adalah
mereka yang secara teratur berkesinambungan dan terbuka bertindak dalam
kualitas tertentu mencapai keuntungan bagi diri merekaAbdul Kadir Muhammad
dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan di IndonesiaBerdasarkan tinjauan
hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum dan perbuatan badan usaha
dalam menjalankan usahanya. Lebih lanjut, perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi.Menurut Mr. M.
PolakSebuah perusahaan ada apabila diperlukan adanya
perhitungan-perhitungan tantang laba rugi dapat diperkirakan dan segalanya
dicatat dari pembukuan.Menurut Murti Sumarni (1997)Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah
sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Bagaimanakah Dampak Gender Dalam
Perusahaan
Gender Dalam Ruang Pekerjaan Peran gender yang
tertuang dalam undang – undang perkawinan tahun 1974 tersebut juga memiliki
dampak, salah satunya bidang pekerjaan Banyak perusahaan pencari kerja yang
lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan
Pekerjaan yang sama upah perempuan relatif lebih kecil dari pada laki – laki Para pemimpin perusahaan berusaha menciptakan pembagian kerja (division of labour) yang membedakan bidangpekerjaananatralaki–lakidanperempuan.Hal ini dapat menciptakan skill labels yang lebih terfokus pada gender dibanding pada isi / kemampuan yang dapat mengidentfikasi berkemampuan dan tidak berkemampuan. 3 Model Patriarki Dalam
Mengontrol Tenaga Kerja Perempuan inclusionary mode : anak dan istri berada di bawah kepemimpian laki – laki sebagai kepla rumah tangga exclusionary mode : ideologi “upah keluarga” yang ditanamkan laki-laki dalam rumah tangga untuk menghindari masuknya perempuan dalam wilayah kerja mereka segregation mode: dimana pekerjaan laki – laki dan perempuan dibatasi oleh garis – garis gender Kesimpulan Adanya perbedaan dalam jenis pekerjaan dalam keluarga yang menciptakan perbedaan peran gender yang memeperjelas spesiaslisai pekerjaan dalam rumah tangga Pembagian peran mempertahankan hirarki sosial dalam masyarakat Kadilan gender dapat diwujudkan dengan cara merevisi undang – undag perkawinan khususnya pasal 34 ayat 1 dan ayat 2, serta pasal 34 ayat 2 untuk mengurangi dominasi laki – laki dalam keluarga yang mempertajam konstruksi sosial dalam masyarakat.
Pekerjaan yang sama upah perempuan relatif lebih kecil dari pada laki – laki Para pemimpin perusahaan berusaha menciptakan pembagian kerja (division of labour) yang membedakan bidangpekerjaananatralaki–lakidanperempuan.Hal ini dapat menciptakan skill labels yang lebih terfokus pada gender dibanding pada isi / kemampuan yang dapat mengidentfikasi berkemampuan dan tidak berkemampuan. 3 Model Patriarki Dalam
Mengontrol Tenaga Kerja Perempuan inclusionary mode : anak dan istri berada di bawah kepemimpian laki – laki sebagai kepla rumah tangga exclusionary mode : ideologi “upah keluarga” yang ditanamkan laki-laki dalam rumah tangga untuk menghindari masuknya perempuan dalam wilayah kerja mereka segregation mode: dimana pekerjaan laki – laki dan perempuan dibatasi oleh garis – garis gender Kesimpulan Adanya perbedaan dalam jenis pekerjaan dalam keluarga yang menciptakan perbedaan peran gender yang memeperjelas spesiaslisai pekerjaan dalam rumah tangga Pembagian peran mempertahankan hirarki sosial dalam masyarakat Kadilan gender dapat diwujudkan dengan cara merevisi undang – undag perkawinan khususnya pasal 34 ayat 1 dan ayat 2, serta pasal 34 ayat 2 untuk mengurangi dominasi laki – laki dalam keluarga yang mempertajam konstruksi sosial dalam masyarakat.
Hasil
dari rasa takut akan sisi feminin ini, para pria dipercaya terlampau mematuhi
peran pria tradisional sebagai strategi untuk menghindar dari feminitas tadi.
Pria diajarkan untuk menggunakan peran mereka yang ditetapkan oleh masyarakat
sebagai pertahanan psikologis. Ketika seorang pria dikonfrontasikan dengan
sebuah situasi, daripada terlibat dengan masalah tersebut, mereka cenderung
berbalik ke stereotip peran gender maskulin. Pria menyimpan emosi mereka
dalam-dalam dan walaupun tidak dengan segera mempengaruhi kesehatan, dalam
jangka panjang bisa membuat pria menderita. Hal ini memberi dampak kepada para
pria di semua tingkat sosial, ekonomi, ras dan budaya. Sosialisasi yang salah
akan peran pria adalah topik yang menarik untuk diteliti dan dipelajari karena
ini memberi dampak kepada seluruh populasi pria dan ini akan membantu
masyarakat sebagai satu kesatuan menyelesaikan masalah gender
3.2
Contoh Pelanggaran Gender dalam perusahaan
Dengan adanya perbedaan
status dan sosial antara laki-laki dan perempuan. Maka dapat menyebabkan
pelanggaran-pelanggaran das diskriminasi terhadap gender. Bentuk pelanggaran
tersebut antara lain,
Stereotype
Semua bentuk
ketidakadilan gender diatas sebenarnya berpangkal pada satu sumber kekeliruan
yang sama, yaitu stereotype gender laki-laki dan perempuan. Stereotype itu
sendiri berarti pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang
ataukelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.
Pelabelan umumnya
dilakukan dalam dua hubungan atau lebih dan seringkali digunakan sebagai alasan
untuk membenarkan suatu tindakan dari satu kelompok atas kelompok lainnya.
Pelabelan juga menunjukkan adanya relasi kekuasaan yangtimpang atau tidak
seimbang yang bertujuan untuk menaklukkan atau menguasai pihak lain. Pelabelan
negative juga dapat dilakukan atas dasar anggapan gender. Namun seringkali
pelabelan negative ditimpakan kepada perempuan.
Contoh Pelanggaran gender
dalam perusahaan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Ellen Pao menggugat bekas
perusahaannya Keliner Perkins Caufiled & Byers. Dia merasa perlu menyeret
perusahaan pemodal di bidang teknologi ini ke pengadilan karena diskriminasi
dan pelecehan seksual terhadapnya.Kejadiannya sudah berlangsung beberapa tahun
lalu. Wanita cantik ini merasa perusahaan teknologi besar yang berbasis di
Sillicon Valley itu melakukan diskriminasi di tempatnya bekerjaDia menuding
Kleiner Perkins Caufiled & Byers sengaja tak memajukan karirnya dan tak
memberikan kesempatan wanita sepertinya menempati posisi strategis dalam
perusahaan, padahal mempunyai kemampuan yang tak kalah bagusnya.Namun usahanya
selama beberapa tahun terakhir ini kandas. Sebab, pengadilan San Francisco
memutuskan tidak melihat perusahaan pemodal itu mendiskriminasikan karyawan
perempuan dalam perdebatan ketidakseimbangan masalah gender.Juri di pengadilan
itu mencapai putusannya setelah tiga hari melakukan musyawaran dalam gugatan
yang dilakukan oleh Ellen Pao ke bekas perusahaanya itu. "Saya telah
bercerita kepada ribuan orang dan mengatakan bahwa saya membantu mereka
meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita dan kelompok minoritas di
perusahaan pemodal ini, walaupun pertempuran ini tampaknya akan sia-sia,"
kata Pao, seusai menerima keputusan pengadilan, yang dikutip dari
CNBC.Pengacara dari Kleiner Perkins, Lynne Hermle, mengatakan bahwa sebenarnya
Pao gagal memenuhi target di perusahaan dan meminta pembayaran yang lebih
besar."Keluhan Ellen Pao hanya dibuat untuk satu tujuan, pembayaran besar
bagi dirinya," kata Hermie. Sementara itu pengacara Pao mengatakan, bahwa
selama bekerja di sana, klienya beberapa kali mendapatkan perlakuan yang
menjurus pelecehan seksual, seperti dikeluarkan saat makan malam bersama mantan
Wakil Presiden AS Al Gore, karena semua yang hadir di sana adalah pria.Selain
itu dia juga pernah mendapatkan buku yang berisi puisi erotis terhadap
pasangan, diminta untuk membuat catatan seperti sekretaris pada tiap pertemuaan
dan pernah diajak obrolan pornografi saat di pesawat pribadi.Pejabat Kleiner
Perkins mengatakan bahwa Pao adalah karyawan yang suka mengeluh dan
memutarbalikan fakta.
Hal Serupa di Twitter
Tak cuma Ellen Pao yang mengalami hal serupa, seorang perempuan mantan pemrogram peranti
lunak Twitter bernama Tina Huang, mengajukan gugatan bersama (class action)
kepada Twitter yang memprotes proses promosi perusahaan yang dinilai
diskriminasi gender karena lebih mengutamakan laki-laki.Promosi untuk posisi
pemrogram senior di Twitter didasarkan pada penilaian subjektif oleh komite dan
tergantung pada manajemen atas di Twitter, dan ini didominasi laki-laki.
Penilaian ini tercemar dengan prasangka sadar atau tidak sadar dan stereotip
berbasis gender, yang menjelaskan mengapa begitu sedikit karyawan perempuan di
Twitter yang maju ke posisi senior dan pemimpin," kata Huang dalam
gugatannya, seperti dikutip dari The Verge
BAB V
KESIMPULAN
Jenis Kelamin bisa dikatakan sebagai salah satu faktor
penentu dalam hal kegiatan di suatu perusahaan. Laki-laki
dan perempuan berada di muka bumi ini mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas
itu bisa berupa tugas alami atau kodrati dan tugas yang melekat padanya karena
bangunan atau konstruksi sosial, adat, agama dan masyarakat di mana mereka huni.
Masing-masing ada jatahnya.Berpijak pada gender yang bertujuan untuk menghapus
kesalahpahaman masyarakat tentang gender bertujuan untuk menghilangkan
ketidakadilan gender.Ketidakadilan gender berdampak buruk terutama terhadap
perempuan yang sering dirugikan akibat kesalahpahaman tersebut. Terkadang pada
perusahaan tertentu sering terjadi perlakuan yang berbeda antara karyawan
laki-laki dengan karyawan perempuan, perusahaan menilai karyawan laki-laki
lebih memiliki perilaku kerja yang cekatan karena fisik yang lebih kuat dari
karyawan perempuan, ataupun karyawan perempuan yang lebih bijaksana mengambil
keputusan dengan pemikiran yang penuh pertimbangan dan memakai perasaan Setiap
individu itu unik. Tidak ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan
kemiripan secara fisik, namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya
tidaklah sama. Harmonisasi kesejajaran antara pria dan wanita adalah
sebuah kondisi yang memperlihatkan hubungan dan peran dinamis diantara pria dan
wanita. Pria dan wanita memiliki kesejajaran dalam hukum, kewajiban dan
kesempatan, baik dalam kehidupan keluarga, partisipasi dalam kegiatan
masyarakat, bahkan dalam skala nasional dan bangsa sebagaimana aktivitas
pembangunan di semua bidang lainnya. Oleh Karena itu, adalah tidak adil apabila
di era global ini, kita menomorduakan karier wanita dalam dunia pe ndidikan
khususnya sebagai dosen. Pandangan yang menyatakan bahwa kepemimpinan hanya
bagi seorang laki-laki adalah pandangan yang keliru dan harus ditinggalkan
Daftar pustaka
PENGARUH STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA BERDASARKAN
GENDER PADA WARONG MIYABI BALI.
KINERJA
AKUNTAN MANAJEMEN
DARI SEGI GENDER PADAPERUSAHAAN AREA KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR Vol. 11 No.3 Okt-Des 2016 [Jurnal Capacity STIE
AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313
PENGARUH FAKTOR GENDER TERHADAP KINERJA DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI
KOTA SEMARANGMEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 31 No. 1 Januari 2016