Jumat, 24 Maret 2017

DAMPAK KEBERAGAMAN GENDER DALAM PERUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dankompetitif.Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan memerupakan salah satu organisasi yang menghimpun orang-orang yang biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan ke untungan dan nilai bagi perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan. Gender merupakan isu yang sedang berkembang dalam dunia pekerjaan, perbedaan gender dalam bekerja merupakan hal yang menjadi perhatian saat ini. Beban tugas dan peran yang berbeda antara karyawan perempuan dan laki-laki sering membuat kesenjangan yang mengakibatkan ketidaknyamanan antara karyawan perempuan maupun laki-laki.
Jenis Kelamin bisa dikatakan sebagai salah satu faktor penentu dalam hal kegiatan di suatu perusahaan. Laki-laki dan perempuan berada di muka bumi ini mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas itu bisa berupa tugas alami atau kodrati dan tugas yang melekat padanya karena bangunan atau konstruksi sosial, adat, agama dan masyarakat di mana mereka huni. Masing-masing ada jatahnya.Berpijak pada gender yang bertujuan untuk menghapus kesalahpahaman masyarakat tentang gender bertujuan untuk menghilangkan ketidakadilan gender.Ketidakadilan gender berdampak buruk terutama terhadap perempuan yang sering dirugikan akibat kesalahpahaman tersebut.Sosialisasi gender yang telah berlangsung di tengah masyarakat dalam waktu yang tidak sedikit mengakibatkan menancapnya pemahaman, bahkan keyakinan, bahwa apa yang dilakukan perempuan dan laki-laki serta perannya dalam masyarakat merupakan hal yang sudah kodratnya
Dalam era globalisasi ini Pria dan wanita memiliki persamaan posisi, hak, kewajiban serta kesempatan, baik pada kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara maupun pada kegiatan pembangunan di segala sektor (Kantor Menteri Negara Peranan Wanita, 1998). Gender berasal dari kata gender (dalam bahasa Inggris) yang didefinisikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, namun sosial budaya dan psikologis. Prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara. pria dan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial serta nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Peran gender yaitu peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh sebab itu, pembagian peranan antara pria dan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan : pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran gender dapat ditukarkan antara pria dan wanita (Agung Aryani, 2002 dan Tim Pusat Studi Wanita Universitas Udayana, 2003).
Terkadang pada perusahaan tertentu sering terjadi perlakuan yang berbeda antara karyawan laki-laki dengan karyawan perempuan, perusahaan menilai karyawan laki-laki lebih memiliki perilaku kerja yang cekatan karena fisik yang lebih kuat dari karyawan perempuan, ataupun karyawan perempuan yang lebih bijaksana mengambil keputusan dengan pemikiran yang penuh pertimbangan dan memakai perasaan Setiap individu itu unik. Tidak ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan kemiripan secara fisik, namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya tidaklah sama. Perbedaan-perbedaan individual yang ada bukanlah hal yang mengejutkan. Perbedaan-perbedaan itu meliputi berbagai aspek, di antaranya terkait dengan sikap, perspesi dan kemampuan. Seseorang bisa dipengaruhi oleh orang lain, situasi, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Studi mengenai perbedaan individual seperti sikap, persepsi, dan kemampuan dapat membantu seorang manajer dalam suatu organisasi untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam tingkat kinerja karyawan (Gibson et al., 2003). Karyawan yang satu berbeda dengan yang karyawan yang lain dalam banyak hal. Seorang manajer perlu mengetahui bagaimana perbedaan seperti itu dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja bawahannya. Perbedaan-perbedaan individual bisa saja membuat seorang individu itu berkinerja dengan lebih baik daripada individu lainnya. Perbedaan individual tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti pekerjaan, keluarga, komunitas dan masyarakat. Isu mengenai individual behavior and differences ini sangat penting dalam membahas masalah perilaku organisasi
Istilah gender yang adil sebetulnya merujuk kepada perbedaan- perbedaan antara pria dan wanita dari segi biologis akan tetapi istilah gender sering dipersepsikan dari bentukan sosial. Misalnya pria dianggap lebih dominan daripada wanita, pria lebih aktif daripada wanita. Trisnaningsih (2003). Bertambahnya komposisi jumlah wanita diperusahaan mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang berkaitan tentang gender. Pada sebagian besar perusahaan ternyata perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan dan kekuasaan dalam suatu perusahaan. Setiap individu itu unik. Tidak ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan kemiripan secara fisik, namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya tidaklah sama. Perbedaan-perbedaan individual yang ada bukanlah hal yang mengejutkan. Perbedaan-perbedaan itu meliputi berbagai aspek, di antaranya terkait dengan sikap, perspesi dan kemampuan. Seseorang bisa dipengaruhi oleh orang lain, situasi, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Studi mengenai perbedaan individual seperti sikap, persepsi, dan kemampuan dapat membantu seorang manajer dalam suatu organisasi untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam tingkat kinerja karyawan (Gibson et al., 2003).
Karyawan yang satu berbeda dengan yang karyawan yang lain dalam banyak hal. Seorang manajer perlu mengetahui bagaimana perbedaan seperti itu dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja bawahannya. Perbedaan-perbedaan individual bisa saja membuat seorang individu itu berkinerja dengan lebih baik daripada individu lainnya. Perbedaan individual tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti pekerjaan, keluarga, komunitas dan masyarakat. Isu mengenai individual behavior and differences ini sangat penting dalam membahas masalah perilaku organisasi. Karyawan yang bergabung dalam sebuah organisasi harus menyesuaikan diri pada sebuah lingkungan baru, orang-orang baru, dan tugas-tugas baru. Bagaimana seseorang menyesuaikan dirinya dengan situasi dan orang lain utamanya tergantung pada kesiapan psikologisnya dan latar belakang personal. Beberapa wanita lebih baik dalam menjadi salespeople daripada beberapa pria. Sebaliknya, beberapa pria lebih baik dalam menjadi pemberi perhatian daripada beberapa wanita. Pencarian kemiripan dan perbedaan dalam gender tampaknya terus berlanjut karena mayoritas penelitian berbasis organisasi telah dilakukan dengan menggunakan sampel pria (Gibson et al., 2003)
Subhan (2004) menuliskan dalam artikelnya bahwa gender adalah perbedaan dan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan, sehingga gender belum tentu sama di tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu, gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
Adapun pembagian kerja berdasarkan gender dapat berubah-ubah. Pembagian kerja berdasarkan gender merupakan cara efisien untuk menjamin kelangsungan hidup unit keluarga dan beradaptasi dengan lingkungan tertentu. Pada pembagian kerja ini, kerja perempuan tidak semata-mata menyatakan tingkat status. Kerja perempuan bisa jadi dilihat sebagai hal yang sama-sama bernilai dengan laki-laki,walaupun ada juga di banyak masyarakat petani pembagian kerja melibatkan tingkat signifikansi sepanjang garis-garis gender. Dengan adanya risiko, tampak bahwa ketika perekonomian uang diperkenalkan, keseimbangan antara tenaga kerja perempuan dan laki-laki mulai berubah.Yang pasti, hukum dsetidaknya telah mengubah hubungan gender menjadi ketidakadilan gender. Peremuan ini memiliki peran dalam masyarakat sebagai model, dan karenanya berasumsi bahwa perempuan seharusnya tidak bekerja untuk mendapatkan upah.

Terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kinerja salah satunya yaitu perbedaan gender. Perbedaan gender dapat dirasakan oleh setiap pegawai dalam perusahaan akibat ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan, beban kerja yang banyak juga merupakan pemicu stres yang dapat dirasakan oleh pegawai. Gender merupakan isu yang sedang berkembang dalam dunia pekerjaan, perbedaan gender dalam bekerja merupakan hal yang menjadi perhatian saat ini. Beban tugas dan peran yang berbeda antara karyawan perempuan dan laki-laki sering membuat kesenjangan yang mengakibatkan ketidaknyamanan antara karyawan perempuan maupun laki-laki.

Kecenderungan lain yang semakin lazim dilakukan oleh berbagai perusahaan saat ini adalah tidak lagi berpatokan pada jenis kelamin ketika akan merekrut karyawan-karyawannya. Hal ini merupakan salah satu dampak dari semakin digembar-gemborkannya issue tentang kesetaraan gender serta penghargaan yang setara antara laki-laki dan perempuan.Salah satu aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh gender ini adalah keterlibatan seseorang dalam suatu jenis pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kini laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam memasuki dunia kerja di berbagai bidang, baik tradisional maupun non-tradisional. Bidang kerja tradisional dideskripsikan sebagai suatu bidang kerja yang didominasi oleh perempuan, sementara bidang kerja lebih didominasi oleh lakilaki.

Pemaknaan peran sosial dan budaya yang kurang tepat terhadap perbedaan biologis antara peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat menempatkan keduanya pada peran, posisi dan kesempatan yang berbeda.Konsep jenis kelamin itu sendiri merupakan identitas seorang individu sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Adanya perbedaan jenis kelamin (sex) melahirkan perbedaan gender. Gender adalah perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan nilainya. Nilai disini berkaitan dengan peran yang diaktualisasikan dalam masyarakat. Misalnya, perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Dari perbedaan ini muncullah karakteristik kerja yang dipengaruhi oleh gender. Misalnya spesifikasi pekerjaan yang tinggi tentunya memiliki beban kerja yang berbeda.Berdasarkan Uraian di atas maka penulisan ini bermaksud untuk membahas tentang “Pengaruh Keberagaman Gender Dalam Perusahaan”.

1.2       Rumusan Masalah
1.         Bagaimanakah Dampak Gender Dalam Perusahaan ?
2.         Bagaimanakah Contoh Pelanggaran Gender Dalam Perusahaan ?
1.3       Tujuan Masalah
1.         Untuk Mengetahui Dampak Gender dalam Perusahaan
2.         Untuk Mengetahui Contoh Pelanggaran, Gender Dalam Perusahaan

























BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1       Pengertian Gender
Gender itu berasal dari bahasa latin “GENUS” yang berarti jenis atau tipe. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.Menurut Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri adalah perilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula. Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa ditukarkan antara laki-laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin, kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media. Lewat perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam peran-peran, status sosial, kekuasaan politik dan ekonomi antara laki-laki- dan peempuan. (Bruynde, jackson, Wijermans, Knought & Berkven, 1997 : 7). John M. Echols & Hassan Sadhily mengemukakan kata  gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (Rahmawati, 2004: 19). Secara umum, pengertian  Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan  perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. 

Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender. Selanjutnya Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah  gender  dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan.
Baron (2000: 188) mengartikan bahwa gender merupakan sebagian dari konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai  seorang laki-laki atau perempuan.
Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah  gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan
Setelah mengkaji beberapa definisi gender yang dikemukakan para ahli, dapat dipahami bahwa yang dimaksud gender adalah karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi sosial-kultural yang tampak dari nilai dan tingkah laku

2.2 Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi. Menurut AndasasmitaPerusahaan adalah mereka yang secara teratur berkesinambungan dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu mencapai keuntungan bagi diri merekaAbdul Kadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan di IndonesiaBerdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada badan hukum dan perbuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya. Lebih lanjut, perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi.Menurut Mr. M. PolakSebuah perusahaan ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan tantang laba rugi dapat diperkirakan dan segalanya dicatat dari pembukuan.Menurut Murti Sumarni (1997)Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.





















BAB III
PEMBAHASAN
3.1       Bagaimanakah Dampak Gender Dalam Perusahaan
Gender Dalam Ruang Pekerjaan Peran gender yang tertuang dalam undang – undang perkawinan tahun 1974 tersebut juga memiliki dampak, salah satunya bidang pekerjaan Banyak perusahaan pencari kerja yang lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan
Pekerjaan yang sama upah perempuan relatif lebih kecil dari pada laki – laki Para pemimpin perusahaan berusaha menciptakan pembagian kerja (division of labour) yang membedakan bidangpekerjaananatralaki–lakidanperempuan.Hal ini dapat menciptakan skill labels yang lebih terfokus pada gender dibanding pada isi / kemampuan yang dapat mengidentfikasi berkemampuan dan tidak berkemampuan. 3 Model Patriarki Dalam
Mengontrol Tenaga Kerja Perempuan inclusionary mode : anak dan istri berada di bawah kepemimpian laki – laki sebagai kepla rumah tangga exclusionary mode : ideologi “upah keluarga” yang ditanamkan laki-laki dalam rumah tangga untuk menghindari masuknya perempuan dalam wilayah kerja mereka segregation mode: dimana pekerjaan laki – laki dan perempuan dibatasi oleh garis – garis gender Kesimpulan Adanya perbedaan dalam jenis pekerjaan dalam keluarga yang menciptakan perbedaan peran gender yang memeperjelas spesiaslisai pekerjaan dalam rumah tangga Pembagian peran mempertahankan hirarki sosial dalam masyarakat Kadilan gender dapat diwujudkan dengan cara merevisi undang – undag perkawinan khususnya pasal 34 ayat 1 dan ayat 2, serta pasal 34 ayat 2 untuk mengurangi dominasi laki – laki dalam keluarga yang mempertajam konstruksi sosial dalam masyarakat.
Hasil dari rasa takut akan sisi feminin ini, para pria dipercaya terlampau mematuhi peran pria tradisional sebagai strategi untuk menghindar dari feminitas tadi. Pria diajarkan untuk menggunakan peran mereka yang ditetapkan oleh masyarakat sebagai pertahanan psikologis. Ketika seorang pria dikonfrontasikan dengan sebuah situasi, daripada terlibat dengan masalah tersebut, mereka cenderung berbalik ke stereotip peran gender maskulin. Pria menyimpan emosi mereka dalam-dalam dan walaupun tidak dengan segera mempengaruhi kesehatan, dalam jangka panjang bisa membuat pria menderita. Hal ini memberi dampak kepada para pria di semua tingkat sosial, ekonomi, ras dan budaya. Sosialisasi yang salah akan peran pria adalah topik yang menarik untuk diteliti dan dipelajari karena ini memberi dampak kepada seluruh populasi pria dan ini akan membantu masyarakat sebagai satu kesatuan menyelesaikan masalah gender
3.2 Contoh Pelanggaran Gender dalam perusahaan
Dengan adanya perbedaan status dan sosial antara laki-laki dan perempuan. Maka dapat menyebabkan pelanggaran-pelanggaran das diskriminasi terhadap gender. Bentuk pelanggaran tersebut antara lain,
Stereotype
Semua bentuk ketidakadilan gender diatas sebenarnya berpangkal pada satu sumber kekeliruan yang sama, yaitu stereotype gender laki-laki dan perempuan. Stereotype itu sendiri berarti pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang ataukelompok yang didasarkan pada suatu anggapan yang salah atau sesat.
Pelabelan umumnya dilakukan dalam dua hubungan atau lebih dan seringkali digunakan sebagai alasan untuk membenarkan suatu tindakan dari satu kelompok atas kelompok lainnya. Pelabelan juga menunjukkan adanya relasi kekuasaan yangtimpang atau tidak seimbang yang bertujuan untuk menaklukkan atau menguasai pihak lain. Pelabelan negative juga dapat dilakukan atas dasar anggapan gender. Namun seringkali pelabelan negative ditimpakan kepada perempuan.
Contoh Pelanggaran gender dalam perusahaan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Ellen Pao menggugat bekas perusahaannya Keliner Perkins Caufiled & Byers. Dia merasa perlu menyeret perusahaan pemodal di bidang teknologi ini ke pengadilan karena diskriminasi dan pelecehan seksual terhadapnya.Kejadiannya sudah berlangsung beberapa tahun lalu. Wanita cantik ini merasa perusahaan teknologi besar yang berbasis di Sillicon Valley itu melakukan diskriminasi di tempatnya bekerjaDia menuding Kleiner Perkins Caufiled & Byers sengaja tak memajukan karirnya dan tak memberikan kesempatan wanita sepertinya menempati posisi strategis dalam perusahaan, padahal mempunyai kemampuan yang tak kalah bagusnya.Namun usahanya selama beberapa tahun terakhir ini kandas. Sebab, pengadilan San Francisco memutuskan tidak melihat perusahaan pemodal itu mendiskriminasikan karyawan perempuan dalam perdebatan ketidakseimbangan masalah gender.Juri di pengadilan itu mencapai putusannya setelah tiga hari melakukan musyawaran dalam gugatan yang dilakukan oleh Ellen Pao ke bekas perusahaanya itu. "Saya telah bercerita kepada ribuan orang dan mengatakan bahwa saya membantu mereka meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita dan kelompok minoritas di perusahaan pemodal ini, walaupun pertempuran ini tampaknya akan sia-sia," kata Pao, seusai menerima keputusan pengadilan, yang dikutip dari CNBC.Pengacara dari Kleiner Perkins, Lynne Hermle, mengatakan bahwa sebenarnya Pao gagal memenuhi target di perusahaan dan meminta pembayaran yang lebih besar."Keluhan Ellen Pao hanya dibuat untuk satu tujuan, pembayaran besar bagi dirinya," kata Hermie. Sementara itu pengacara Pao mengatakan, bahwa selama bekerja di sana, klienya beberapa kali mendapatkan perlakuan yang menjurus pelecehan seksual, seperti dikeluarkan saat makan malam bersama mantan Wakil Presiden AS Al Gore, karena semua yang hadir di sana adalah pria.Selain itu dia juga pernah mendapatkan buku yang berisi puisi erotis terhadap pasangan, diminta untuk membuat catatan seperti sekretaris pada tiap pertemuaan dan pernah diajak obrolan pornografi saat di pesawat pribadi.Pejabat Kleiner Perkins mengatakan bahwa Pao adalah karyawan yang suka mengeluh dan memutarbalikan fakta.
Hal Serupa di Twitter
Tak cuma Ellen Pao yang mengalami hal serupa,  seorang perempuan mantan pemrogram peranti lunak Twitter bernama Tina Huang, mengajukan gugatan bersama (class action) kepada Twitter yang memprotes proses promosi perusahaan yang dinilai diskriminasi gender karena lebih mengutamakan laki-laki.Promosi untuk posisi pemrogram senior di Twitter didasarkan pada penilaian subjektif oleh komite dan tergantung pada manajemen atas di Twitter, dan ini didominasi laki-laki. Penilaian ini tercemar dengan prasangka sadar atau tidak sadar dan stereotip berbasis gender, yang menjelaskan mengapa begitu sedikit karyawan perempuan di Twitter yang maju ke posisi senior dan pemimpin," kata Huang dalam gugatannya, seperti dikutip dari The Verge








BAB V
KESIMPULAN
Jenis Kelamin bisa dikatakan sebagai salah satu faktor penentu dalam hal kegiatan di suatu perusahaan. Laki-laki dan perempuan berada di muka bumi ini mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas itu bisa berupa tugas alami atau kodrati dan tugas yang melekat padanya karena bangunan atau konstruksi sosial, adat, agama dan masyarakat di mana mereka huni. Masing-masing ada jatahnya.Berpijak pada gender yang bertujuan untuk menghapus kesalahpahaman masyarakat tentang gender bertujuan untuk menghilangkan ketidakadilan gender.Ketidakadilan gender berdampak buruk terutama terhadap perempuan yang sering dirugikan akibat kesalahpahaman tersebut. Terkadang pada perusahaan tertentu sering terjadi perlakuan yang berbeda antara karyawan laki-laki dengan karyawan perempuan, perusahaan menilai karyawan laki-laki lebih memiliki perilaku kerja yang cekatan karena fisik yang lebih kuat dari karyawan perempuan, ataupun karyawan perempuan yang lebih bijaksana mengambil keputusan dengan pemikiran yang penuh pertimbangan dan memakai perasaan Setiap individu itu unik. Tidak ada dua orang yang persis sama. Meski ada kesamaan dan kemiripan secara fisik, namun karakter atau kepribadian maupun perilakunya tidaklah sama.  Harmonisasi kesejajaran antara pria dan wanita adalah sebuah kondisi yang memperlihatkan hubungan dan peran dinamis diantara pria dan wanita. Pria dan wanita memiliki kesejajaran dalam hukum, kewajiban dan kesempatan, baik dalam kehidupan keluarga, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, bahkan dalam skala nasional dan bangsa sebagaimana aktivitas pembangunan di semua bidang lainnya. Oleh Karena itu, adalah tidak adil apabila di era global ini, kita menomorduakan karier wanita dalam dunia pe ndidikan khususnya sebagai dosen. Pandangan yang menyatakan bahwa kepemimpinan hanya bagi seorang laki-laki adalah pandangan yang keliru dan harus ditinggalkan


Daftar pustaka
 PENGARUH STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA BERDASARKAN GENDER PADA WARONG MIYABI BALI.
KINERJA AKUNTAN MANAJEMEN DARI SEGI GENDER PADAPERUSAHAAN AREA KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR Vol. 11 No.3 Okt-Des 2016 [Jurnal Capacity STIE AMKOP Makassar] ISSN : 1907-3313


 PENGARUH FAKTOR GENDER TERHADAP KINERJA DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA SEMARANGMEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar